Bandung, mediaarbiter.com
Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil menggunakan aplikasi pada gawai untuk bertani di lahan pertanian desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (26/3) Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan program Petani Milenial yang mengusung konsep pertanian modern dengan teknologi yang dikelola oleh generasi muda sebagai upaya mengurangi angka pengangguran dan menahan laju urbanisasi dengan berbisnis di desa.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat menyiapkan lahan hingga 40 hektare untuk mendukung program Petani Milenial yang resmi diluncurkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (26/3).
Menurut Kepala DTPH Jawa Barat Dadan Hidayat, lahan yang terletak di Cikadu, Kabupaten Cianjur itu akan digunakan pertanian hortikultura salah satunya ubi jalar. Dadan mengatakan, dari target 5.000 petani milenial pada tahap pertama ini, pihaknya menerima 951 pendaftar yang tertarik bertani hortikultura. Hingga saat ini proses seleksi masih berlangsung.
Nanti 10 April hasilnya akan dipublish,” kata Dadan saat menghadiri peluncuran Petani Milenial.
Meski begitu, Dadan memastikan pihaknya sudah mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan terutama lahan. Saat ini, kata dia, lahan seluas itupun merupakan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang sudah siap digunakan. Tidak hanya itu, untuk pertanian ubi jalar pihaknya sudah menyiapkan hingga ke proses pendistribusian di tingkat hilir.
Menurut Dadan, ubi yang ditanam sudah memiliki pasar yakni domestik >30 persen eskpor 30, dan olahan 40 persen. Menurutnya, pihaknya sudah memiliki mitra yang mampu memproduksi 16 jenis olahan berbahan ubi jalar.
Saat ditanya berapa potensi yang akan dihasilkan, Dadan mengatakan untuk 12 meter lahan pertanian ubi jalar di Lembang yang di bawah binaannya ini mampu menghasilkan Rp 16 juta per panen. Kami menyiapkan komoditas pertanian yang memiliki peluang pasar yang mampu menyejahterakan petani. Memberikan rejeki kota,” katanya.
Produktivitas yang baik ini, kata dia, karena penggunaan teknologi. Ada yang menggunakan budidaya dengan polybag. Ada juga yang menggunakan green house,” katanya (Rekky nt)