Bandung, mediaarbiter.com
Pesantren Jadi Rangkaian Peringatan Hari Santri 2023 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam rangka memeriahkan Hari Santri 2023, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Expo Kemandirian Pesantren yang bertempat di Gedung Anwar Musaddad UIN SGD Bandung pada Sabtu.
Kegiatan yang diikuti oleh sejumlah pesantren di lingkungan kampus tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan pentas seni dari perwakilan Sema-F, Dema-F, UKM Keagamaan, Panggung Sholawat dan Tabligh Akbar.
Dalam sambutannya, Rektor UIN SGD Bandung H Rosihon Anwar berterima kasih kepada seluruh pimpinan, para panitia yang dikomandai oleh Warek 3 atas kesuksesan peringatan HSN 2023.
“Hari santri UIN Bandung ini terlibat dalam 2 kegiatan dan sudah mulai dari hari kemarin. Disini juga kita berkerjasama dengan kanwil jabar, PWNU jabar untuk menyelenggarakan hari santri di jawa barat. Dan juga di Tasikmalaya ada expo sebanyak 100 stand expo dari pesantren-pesantren yang luar biasa,”ucapnya.
H Rosihon juga mengatakan, pihaknya bahagia perayaan kegiatan tersebut bisa berjalan dengan semarak dan lancar. “Santri sekarang tidak lagi merujuk kepada orang yang ada di pesantren, santri sekarang ditunjukan kepada orang-orang yang memiliki jiwa santri walaupun dia tidak dari peasantren, santri bisa dari mana saja yang penting mempunyai, memiliki jiwa santri insya allah itu namanya santri,” tuturnya.
Pria yang juga selaku Wakil Ketua PWNU Jawa Barat tersebut juga berharap, dengan adanya kegiatan tersebut mudah-mudhan ini bukan hanya menyelenggarakan dalam artian formal tapi ini semua kita mengenang jasa-jasa para santri dulu yang pernah berjuang untuk negeri indonesia yang kita cintai, dan yang terprnting hari santri boleh berakhir hari besok tapi jiwa santri akan selalu ada dalam diri kita semua.
“Kita semua Insya Allah di UIN Bandung adalah santri yang memiliki jiwa santri, santri itu mandiri, berpikir terbuka, menghargai keragaman, produktif, inovatif, dan sebagainya. Yang pernah mondok di pesantren pasti merasakan jiwa-jiwa itu. Tidak ada istilah santri di pesantren diakhir bulan itu tidak makan. Selalu ada cara bagaimana santri itu bisa menyelesaikan persoalan hidupnya di pesantren, itulah jiwa santri kita semua bisa menyelesaikan persoalan yang kita hadapi,” tuturnya​​​​​. (Rekky nt)