Dara Kebanggaan UIN SGD Bandung Sepanggung Dengan Rhoma Irama di Panggung ‘Moderasi Beragama’ Citra Larasati

Bandung, mediaarbiter.com

Dara Kebanggaan UIN Bandung ini Sepanggung dengan Rhoma Irama di Panggung Moderasi Beragama
Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama. Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang digelar oleh Balitbang Diklat Kementerian Agama menjadi sorotan utama dengan kehadiran maestro musik dangdut Indonesia Rhoma Irama. Tidak hanya itu, pagelaran tersebut juga diwarnai Ayuning Niwang Nastiti, dara manis kebanggaan UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.

Ayuning juga merupakan kontestan salah satu pencarian bakat dangdut di televisi pada 20218. Ayuning bersama para penampil lainnya mampu membuktikan, musik dangdut Indonesia memiliki tempat penting dalam seni dan budaya, sebagai wujud moderasi beragama yang merangkul keberagaman.
Pada pagelaran ini, sejumlah bakat muda Indonesia yang telah meraih prestasi di bidang musik turut memberikan warna. Donny Evans, juara 1 lomba musik moderasi beragama, dan Siska Septiani, juara 1 Forsa Idol tingkat nasional, menunjukkan musik bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana efektif untuk menyuarakan pesan moderasi beragama.
Menurut Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0. Platform konvensional seperti TOT, MOT, penggerak, dan insersi dalam kurikulum telah memberikan dampak positif.
“Namun, lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa,” ujar Suyitno di Jakarta, Jumat malam, dalam siaran persnya, Sabtu, 6 Januari 2024
Sementara itu, Rhoma Irama di depan para penonton mengungkapkan tekadnya untuk menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa. Menurutnya, Sejak 13 Oktober 1973, ia mendeklarasikan Soneta sebagai “the voice of muslim,” dan hingga kini, ia terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.
Observasi bertahun-tahun menunjukkan efektivitas dakwah melalui musik, sebagaimana Rhoma Irama diundang ke Amerika Serikat dalam rangka International Conference on Islam and the Council of Indonesia and Malaysia. Di sana, keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.
Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif seorang dosen di Surabaya, yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurutnya, musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang, “The power of music can change a person’s character,” ungkap Rhoma.
Berkat moderasi beragama, Rhoma Irama melihat adanya local wisdom dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Dengan hati-hati, ia mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.
Puncak acara mencapai klimaks ketika Suyitno, didaulat tampil duet bersama Ayuning Niwang Nastiti, menyanyikan lagu Rhoma Irama. Suasana ratusan pengunjung yang memadati hall B JCC Senayan pun seketika semakin meriah.
Rhoma Irama menutup penampilannya dengan membawakan beberapa lagu, menghadirkan hiburan yang tak terlupakan bagi seluruh penonton. Terbukti, Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama ini tidak hanya menjadi panggung bagi bakat-bakat muda Indonesia, tetapi juga memperkuat peran musik sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat. (Rekky ny)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *