Kabupaten Boyolali, mediaarbiter.com
Banyaknya aktivitas keluar masuk kendaraan yang telah dimodifikasi di sebuah SPBU wilayah kabupaten Boyolali, tepatnya di SPBU 44.573.05 Sunggingan-Boyolali yang kerap di duga sebagai sarang/tempat para mafia pengangsu BBM bersubsidi jenis solar dengan mengisi berulang-ulang seolah sudah ada kongkalikong antara mafia solar dengan petugas SPBU tersebut.
Ditengah gencarnya atensi Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. kepada seluruh jajaran Polri mulai dari tingkat Mabes, Polda, Polres, hingga di tingkat Polsek, untuk benar-benar dapat menertibkan dan menangkap para Mafia Migas, seperti para pelaku penimbun Solar Subsidi jenis Bio Solar yang marak terjadi dan sangat merugikan negara.
Namun nampaknya, Peringatan tersebut tidak berarti dan terkesan tidak berlaku terhadap para pelaku penyalahgunaan dan penimbun BBM Bersubsidi jenis Bio Solar yang terjadi di beberapa SPBU wilayah kabupaten Boyolali, Salah satunya di _*SPBU 44.573.05 Sunggingan-Boyolali, yang berada di Jl. Raya Boyolali-Semarang No.16, Dusun 1, Penggung, Kec. Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Seperti yang ditemukan oleh awak media pada Hari Sabtu, (06/04/2024), sekira pukul 18.00 WIB, Di Temukan adanya aktivitas antrian penyalahgunaan BBM bersubsidi jenis solar dengan menggunakan beberapa kendaraan modifikasi jenis Trukbox L300, di duga kendaraan-kendaraan tersebut bebas Mengisi secara berulang-ulang. Di ketahui kendaraan-kendaraan yang bebas Mengisi secara berulang-ulang tersebut merupakan kendaraan dengan tangki yang telah dimodifikasi pengangkut BBM bersubsidi jenis solar.
Saat tim awak media mencoba klarifikasi dengan pegawai SPBU, pegawai SPBU tersebut mengakui bahwa dirinya telah mengetahui secara pasti bahwa truk tersebut merupakan kendaraan modifikasi pengangkut BBM bersubsidi jenis solar. Menurut keterangannya, Pengawas SPBU (Mandor SPBU) tersebut di ketahui sudah bekerjasama dengan pemilik kendaraan modifikasi pengangkut BBM bersubsidi jenis solar tersebut.
Kemudian awak media melakukan klarifikasi dengan sopir kendaraan modifikasi tersebut, dirinya mengaku bahwa dirinya memang membawa truk modifikasi pengangkut BBM bersubsidi jenis solar. Dirinya mengaku bahwa dirinya hanya bekerja sebagai sopir, dirinya juga menyatakan bahwa yang bertanggung jawab dalam pengangsuan BBM bersubsidi jenis solar ini adalah Pak Giono yang sekaligus merupakan pemilik dari kendaraan modifikasi serta BBM bersubsidi jenis solar yang di angkut nya. Menurut pengakuan sopir, Pak Giono di duga merupakan salah satu oknum Anggota.
Sementara itu tentang tindak pidana penyalahgunaan pengangkutan dan / atau niaga bahan bakar minyak, yang disubsidi pemerintah. Yakni Pasal 40 angka 9 UU RI No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengubah Pasal 55 UU RI No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Jo Pasal 55 KUHPidana.
UU No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 55 Setiap orang yang menyalahgunakan pengangkutan dan/atau Niaga Bahan Bakar Minyak bersubsidi Pemerintah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi Rp. 60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah).
Bagi SPBU yang menjual BBM tersebut sehingga pembeli dapat melakukan penimbunan atau penyimpanan tanpa izin, dapat dipidana dengan mengingat Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”). Pasal tersebut selengkapnya berbunyi:
Dipidana sebagai pembantu kejahatan:
- mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;
- mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.
Maka dengan hal tersebut diatas, kami melaporkan dan meminta kepada APH (Aparat Penegak Hukum), secara umum kepada Kapolda Jateng dan secara khusus Kapolres Boyolali untuk segera bertindak dan menangkap para mafia BBM jenis solar subsidi ini, agar hal ini tidak ada kesan publik kepada pihak aparat sengaja tutup mata terhadap aktifitas para mafia BBM. (eko)