UIN Sunan Gunung Djati Bandung Menawarkan Pilihan Kepada Para Ilmuwan Adab Agar Lebih Banyak Mengkaji Manuskrip Yang Merujuk Pada Tulisan Tangan Warisan Leluhur

Bandung, mediaarbiter.com

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Dedi Supriadi, S.Ag, M.Hum menawarkan pilihan kepada para Ilmuwan Adab agar lebih banyak mengkaji manuskrip yang merujuk pada tulisan tangan warisan leluhur.

“Sudah banyak hasil penelitian yang bersumber pada teks lisan dan teks printing. Kita pun harus melirik tulisan tangan warisan leluhur, untuk menggali akar kata, menganalisis struktur bahasa, dan memahami bagaimana bahasa berubah seiring waktu,” kata Dr. Dedi, saat membuka acara Seminar Internasional “Recent Research Trends in Language, Literature, History, and Culture”, yang digelar secara hybrid.

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Dekan I Dr. Rohanda, M.Ag; Wakil Dekan II Dr. Samsudin, M.Ag; Wakil Dekan III Dr. Dadan Firdaus, M.Ag. Juga, para ketua/sekretaris jurusan; Ketua Laboratorium, Kepala Bagian Tata Usaha; dosen dan mahasiswa.

Seminar menghadirkan pemateri: Prof. Greg Barton (Alfred Deakin Institute for Citizenship and Globalisation, Australia); Ahmad Yunani, M.Hum (The National Research and Innovation Agency, Indonesia); Dr. Abeer Aly Abdullah Al-Jarbou (King Saud University, Riyadh, Saudi Arabia); dan Dr. Muhammed H. Alaqad (The Asian Federation of Translators and Interpreters, Malaysia). Dimedatori dosen FAH M. Rasyid Ridlo, MA.

Dr. Dedi menjelaskan, objek yang berkembang dalam penelitian humaniora terbagi ke dalam tiga kategori: teks lisan, teks tulisan, dan teks printing (cetakan). FAH, sebagai fakultas yang mendalami ilmu-ilmu humaniora, selayaknya melengkapi manuskrip yang merujuk pada warisan leluhur.

Manuskrip, sebagai naskah tulisan tangan, kata Dr. Dedi, mengandung info dan gagasan yang diperlukan dan dipergunakan oleh masyarakat. Karenanya, secara akademis diperkenalkan sebuah kajian filologi, dalam mengkaji teks tulisan untuk menghasilkan gagasan dan pikiran para leluhur.

Filologi mengandung arti studi yang mendalam tentang bahasa dan sastra, dengan penekanan khusus pada sejarah dan evolusi bahasa serta teks sastra (penelitian kata).

“Dalam konteks penelitian, saya menawarkan pilihan; selain bersumber pada buku cetak, kita pun harus melirik tulisan tangan untuk dikaji oleh para ilmuwan. Kita mencoba untuk menggali akar kata, menganalisis struktur bahasa, dan memahami bagaimana bahasa berubah seiring waktu,” jelasnya.

Memang, penelitian bidang filologi tingkat kesulitannya sangat tinggi, sebab naskah kuno pada umumnya berada pada kondisi tidak sempurna bahkan sudah rusak, tidak lengkap, serta tulisan tidak jelas. “Kita bisa terjebak pada beberapa kesalahan, bahkan bisa kehilangan maknanya,” tukas Dekan Dedi.
Cendekiawan terkemuka Australia, Prof. Greg Barton, menyempatkan hadir di FAH UIN Bandung, untuk menyampaikan gagasannya selama 30 menit. Ia tidak lupa mengupas tentang krisis demokrasi di Indonesia. “Tapi itu jangan khawatir, problemnya harus diatasi. Civil Society pun harus tetap berkembang dan statusnya menjadi oposisi bagi pemimpin baru lima tahun ke dapan,” ujarnya. (Rekky nt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *