Bandung, mediaarbiter.com
Upaya menumbuhkan semangat kebangsaan, memupuk nasionalisme, memperkuat kedisiplinan, dan mengingatkan kembali pentingnya nilai-nilai perjuangan bangsa.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Rosihon Anwar, Wakil Rektor I Prof. Dadan Rusmana, Wakil Rektor III Prof. Husnul Qodim, Kepala Biro A2KK Dr. Nur Arifin, Plt Kepala Biro AUPK Edy Fuady, M.Pd, serta Ketua LPM Prof. Ija Sunatan. Acara ini diikuti oleh seluruh pegawai, baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN, di lingkungan Rektorat.
Dalam pembinaannya, Wakil Rektor I menyampaikan pesan tentang makna dan spirit dari Quran Surat Ad-Dhuha. Prof. Dadan menekankan pentingnya meningkatkan etos kerja dengan senantiasa mensyukuri berbagai nikmat Allah SWT, bersabar dalam menghadapi tantangan, serta bergantung kepada Allah SWT dalam setiap aktivitas kehidupan.
Ada lima spirit yang dapat diambil dari Surat Ad-Dhuha untuk meningkatkan etos kerja, terutama di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung:
Pertama, Optimisme dalam Menghadapi Tantangan
Termaktub dalam Ayat 1-3: “Demi waktu duha, dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu.”
Allah mengingatkan bahwa setelah kegelapan malam, akan datang waktu duha yang penuh cahaya. Dalam konteks kerja, ini mengajarkan bahwa setiap kesulitan pasti ada akhirnya. Kita harus terus optimis dan yakin bahwa Allah tidak meninggalkan kita.
Kedua, Keyakinan akan Masa Depan yang Lebih Baik
Tercermin pada Ayat 4: “Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.”
Masa depan yang lebih baik menanti jika kita terus berusaha dan bertawakal. Dalam bekerja, ini mendorong semangat untuk selalu memperbaiki diri, berinovasi, dan tidak cepat merasa puas.
Ketiga, Syukur atas Nikmat dan Potensi
Bersumber pada Ayat 6-8: “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi (mu)? Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.”
Mengingat berbagai nikmat dan pertolongan Allah dalam hidup kita seharusnya memotivasi untuk bekerja lebih baik, berterima kasih dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Keempat, Berbuat Baik dan Membantu Sesama
Merujuk pada Ayat 9-10: “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik.”
Etos kerja yang baik bukan hanya tentang keberhasilan pribadi, tetapi juga menyangkut tanggung jawab sosial. Kita dianjurkan untuk membantu sesama dan bersikap adil dalam setiap aspek pekerjaan.
Kelima, Menyebarkan Kebaikan dengan Keikhlasan
Diambil dari Ayat 11: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”
Hasil dari kerja keras dan nikmat yang diberikan Allah sebaiknya digunakan untuk menyebarkan kebaikan. Dalam konteks kerja, ini berarti berbagi ilmu, pengalaman, dan manfaat kepada orang lain, termasuk memuliakan anak yatim.
“Untuk di kampus, Yatim dalam konteks sosial harus dimaknai bukan hanya ditinggal ayah ibu, tapi tidak punya kuasa, kemampuan, ilmu sedikit, yang membutuhkan perlindungan, bimbingan, arahan. Ketika jadi penguasa, pemimpin dalam konteks pekerjaan, jangan sekali-kali berbuat menyimpang, sewenang-wenang, jangan karena sibuk tidak dilayani, berikan pelayanan yang luar biasa sekalipun tidak langsung pada saat itu,” bebernya.
Surat Ad-Dhuha mengajarkan lima nilai penting untuk meningkatkan etos kerja: optimisme, keyakinan akan masa depan yang lebih baik, rasa syukur atas nikmat dan potensi, berbuat baik kepada sesama, termasuk anak yatim serta menyebarkan kebaikan dengan keikhlasan. Nilai-nilai ini relevan dalam membangun semangat kerja yang produktif dan penuh berkah, baik secara individu maupun dalam lingkungan kerja.(Rekky nt)